Posted by : Lukman Khakim Kamis, 23 Mei 2013


Hidup adalah pilihan. Bahagia, sedih, sukses, kaya, miskin, dihargai banyak orang, dipandang hina orang lain, dan fenomena-fenomena yang terjadi pada diri seseorang adalah pilihan. Bahkan, mendustakan agama dengan menjauhi perintahnya tanpa telat sedikitpun mengerjakan larangannya juga merupakan pilihan, jadi seperti apa dirimu sekarang adalah apa yang entah sadar atau tidak sadar dirimu pilih pada waktu yang lalu. Mau nyesel karena hidupmu sekarang kayak gini? ehhm.. sorry sorry aje, anak kecil juga tahu kalo nyesel dan meratapi nasib itu gak akan merubah keadaan. terus apa yang harus kita lakuin sekarang? yaa, nyesel..#lho. Nggak, nggak, yaa untuk memperbaiki diri buat ke depannya ya cuma memilih, memilih apa yang akan kamu lakukan saat ini untuk membentuk kamu di saat yang akan datang, apakah mau jadi maling, yaa tinggal rajin2 nyolong aja dari sekarang, apakah mau jadi seseorang yang berilmu agama, yaa rajin2 aja ngaji dari sekarang, datengin pengajian-pengajian yang bermanfaat, benar, dan sesuai hatimu, apakah mau jadi Lutfi Hasan? yaa jangan ngimpiiii..haaa. Intinya apa-apa yang akan kita lakukan sekarang itulah gambaran kita pada masa yang akan datang. Seorang ustad berilmu tinggi gak akan berasal dari preman tukang palak yang nggak kenal sama yang namanya masjid dan ujug-ujug dapet ilmu dari langit dan hari itu juga jadi dai kondang. Begitupun juga seorang koruptor profesional, high class, dan berjaringan luas sehingga korupsi segudangpun aman-aman saja, gak akan berasal dari seorang ahli ibadah penghafal Al-Quran yang gak kenal sama yang namanya dusta, sehari-hari hanya ngurusin mesjid dan ujug-ujug hari itu menjadi anggota DPR tingkat atas dan langsung korupsi uang besar-besaran. Selalu ada proses untuk menuju titik tertentu, selalu ada langkah-langkah yang sistematis untuk menjadikan seseorang memiliki kedudukan tertentu. Dan ajaibnya, langkah-langkah tersebut, proses-proses tersebut adalah pilihan. sekali lagi, hidup adalah pilihan.

Hidup adalah pilihan, maka segala yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan akan terjadi adalah hasil daripada pilihan kita. Hidup ini hanya sebentar, hanya sekali. Hidup seperti apa yang akan kita pilih?

Seorang pengamen kerjanya main gitar, sambil nyanyi-nyanyi di perempatan jalan atau dalam bus kota. Tidak jarang mereka juga berkarya dengan karya yang gak kalah sama karya-karya musisi terkenal. Karena mereka pengamen, mereka hanya mendapatkan uang hasil keringat sekitar batas yang didapatkan pengamen saja. Itu bukan selalu karena mereka tidak bagus dalam bermusik, bukan selalu karena karya mereka yang jelek, tetapi karena mereka pengamen jalanan. Dan itu adalah pilihan.

Seseorang musisi terkenal, kerjany main gitar, sambil nyanyi-nyani di panggung-panggung megah atau di TV-TV swasta Indonesia, tidak jarang juga di dapur-dapur rekaman. Mereka berkarya atau hanya memainkan karya orang lain, dan karya-karya mereka juga bagus. Karena mereka musisi high class, mereka mendapatkan uang hasil keringat mereka luar biasa banyaknya. Jelas, itu melebihi hasil yang didapatkan pengamen. Itu bukan selalu karena suara mereka bagus, bukan selalu karena karya mereka yang luar biasa, tetapi karena mereka musisi terkenal. Dan itu adalah pilihan.

Dua orang yang sama-sama berkarya dengan gitar mereka mengalami ketimpangan sosial yang begitu  terlihat. Itu karena hidup itu pilihan.

Karena hidup itu pilihan, maka akan selalu tersedia paling tidak dua pilihan yang bisa kita pilih, dan sebagai akibat dari aksi kita yang memilih salah satu dari pilihan tersebut, maka akan ada satu pilihan yang harus dikorbankan untuk tidak dipilih dan tidak terjadi pada waktu itu. Seorang yang memilih untuk mengerjakan sholat berjamaah di masjid ketka sedang menonton sinetron, akan kehilangan kesempatan buat nonton sinetron pada waktu itu, gak mungkin kan sholat di masjid sambil nonton sinetron. Seseorang yang memilih untuk menikah dengan seseorang yang dirasa sudah pas dihatinya tentu akan kehilangan kesempatan untuk menikahi orang lain pada waktu itu. Seseorang yang lebih memilih untuk berjuang di jalan Allah untuk berusha mendapatkan ridhanya akan kehilangan kesempatan untuk mencicipi api neraka. 
Berkata Allah Azza wa Jalla: "Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut pada-Ku di dunia, maka Aku akan memberikannya rasa aman di hari kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di hari kiamat' (HR. Ibnu Hibban)
Apa yang akan kamu pilih, Biasa atau Istimewa? 

Orang-orang yang biasa itu lebih banyak jumlahnya daripada orang-orang yang istimewa. Seorang pemimpin jumlahnya hanya satu dibandingkan dengan jutaan rakyat yang dipimpinnya. Dalam sebuah pertandingan  sepak bola dalam suatu kompetisi yang bergengsi selalu ada lebih banyak jumlah penonton daripada yang ditonton. Seorang yang istimewa mempunyai sesuatu yang lebih daripada orang-orang yang biasa. Lalu siapakah kita? Bisa kita renungkan sendiri untuk menjawab pertanyaan tersebut. 

Lalu apa yang membedakannya?
Yang membedakan adalah pilihan yang dipilih dalam berusaha dan memperjuangkan apa yang diinginkan. Seorang yang istimewa selalu punya usaha yang lebih dari pada orang yang biasa. Butuh suatu aksi yang tidak dilakukan orang biasa untuk menjadikan seseorang istimewa. Orang-orang yang berjamaah sholat Subuh di masjid lebih sedikit dari pada jumlah warga sekitar masjid keseluruhan. Itulah sala satu contoh usaha yang tidak dilakukan oleh orang biasa. 
orang luar biasa selalu minoritas, tetapi yang minoritas belum tentu orang luar biasa.

Overall, dapat disimpulkan bahwa hidup itu adalah pilihan, pilihan untuk membentuk kita pada masa yang akan datang. Kita yang sekarang ini adalah hasil dari pilihan kita di masa lampau dalam memilih langkah-langkah yang diambil. 

Lalu, hidup seperti apa yang akan kamu pilih? 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, jakarta, Indonesia
saya bukan tukang parkir. sumpah bang saya bukan tukang parkir, sehingga saya tidak pandai memparkir hati seseorang dan meletakannya di tempat yang benar.

Cari Blog Ini

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Pemali -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -