Posted by : Lukman Khakim Senin, 13 Mei 2013

Baru-baru ini baru saya baca buku karangan Ustad Felix Siauw, Udah Putusin Aja. Buku ini memiliki banyak sekali kelebihan disamping memang isinya yang memang berlebihan. Maksud saya berlebihan di sini adalah berlebihan manfaatnya tersebar di sana-sini di sudut-sudut lembaran buku, di sela-sela kalimat yang dirangkai dengan bahasa yang lugas dan indah. Selain isinya yang bagus, tampilan buku ini juga terbilang menarik terutama dengan pemilihan warna yang memang sesuai tema yang dibahas di buku ini, cinta. Warna dasar dari buku ini pink cerah, secerah hati seseorang yang sedang berbunga-bunga tatkala sedang mencintai seseorang. Tampilan buku dibuat semenarik mungkin membuat pembaca enggan untuk berkata enggan membaca buku ini. Tampilan dipercantik dengan grafis yang ciamis karya Emerelda Noor Achni. Dimulai dari kover pink bertuliskan judul warna putih "Udah Putusin Aja" bergambar hati terbelah menjadi dua di bawahnya. tampilan tiap lembar juga tidak jauh berbeda dengan kovernya, dipenuhi gambar-gambar ilustrasi dari apa yang dibahas, membuat mata tak lelah membuka lembar demi lembar buku ini, tak terasa segudang pengetahuan baru terserap dari dakwah sang Ustad lewat buku gaul ini. 
berikut penampakannya

Tema dari buku ini adalah cinta. Jangan salah dulu, buku ini bukan membahas cinta dalam arti sempit yaitu gak jauh-jauh dari galau, penghianatan, putus, jadian dan istilah-istilah gaul lainya tentan cinta, atau dalam arti sangat sempit, pacaran. Buku ini bukan membahas bagaimana caranya kita melakukan PDKT pada seseorang yang kita sukai, bukan juga membahas tentang bagaimana cara pacaran secara islami, yaa karena memang ga ada pacaran secara islami. (mau pacaran pake baju gamis sambil sambil baca yasin baren juga itu bukan islami kalo belum terikat dalam ikatan pernikahan :D), bukan juga membahas tentang amalan-amalan apa yang harus kita perbuat supaya jodoh kian mendekat. Buku ini membahas tentang cinta, tentang bagaimana seorang muslim sejati menyikapi fenomena alamiah yang selalu muncul pada setiap insan manusia terutama pada usia-usia remaja yang sedang gencar-gencarnya menikmati kedatangan perasaan aneh ini, perasaan tertarik pada lawan jenis dan cenderung ingin selalu dekat-dekat dengan dirinya. Buku ini menjelaskan bagaimana kita sebagai umat muslim seharusnya bersikap kepada hal absurd yang satu ini, mengingat yang namanya pacaran di Indonesia yang katanya sebagian besar warganya adalah umat muslim, sudah menjadi hal yang biasa bahkan secara tradisi sudah disahkan secara tidak langsung. Dibahas dengan bahasa yang tidak terlalu berat memudahkan seorang awampun seperti saya mudah memahami apa isi dari buku ini. Tidak cuma asal ceplos, berkata sekehendak sendiri, pembahasan disertai dengan dalil-dalil landasannya dari Al Quran maupun Hadist. 

Buku diawali dengan menampilkan sebuah email yang seseorang kirimkan kepada ustad mengenai hubungannya dengan pacar sang pengirim yang baru saja putus. Dikisahkan bahwa dia telah menjalin asmara dengan pacarnya sekian lama dan telah melewati batas kewajaran, melanggar syariah islam yang dia yakini. Berawal dari penolakan permintaan untuk melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan, pelaku akhirnya pun luluh hatinya dan terbujuk untuk bermaksiat bersama pacarnya, dan seperti kisah klasik pacaran yang menjamur di sana-sini, sang pacar yang tadinya bilang tak ada kata pisah pun berubah menjadi tak ada kata lagi, tak perduli dan memilih pergi. Banyak digambarkan atau dipaparkan di buku ini fakta bahwa di Indonesia makna pacaran adalah tidak jauh dari hubungan badan di luar nikah yang jelas-jelas dilarang agama. Ditekankan pula bahwa perempuan lah yang nantinhya akan selalu dirugikan dari hubungan haram ini. Beberapa fakta dari sumber terpercaya adalah bahwa di Jabodetabek tahun 2010 51% sudah hilang keperawanannya, Surabaya 54%, Bandung 47%, Medan 52%, dan Jogja 37%. Untuk sebagian orang fakta itu mengejutkan, tetapi untuk sebagian yang lain fakta itu sudah bisa dimaklumi terjadi di Indonesia. Dari angka-angka tersebut semuanya berawal dari kesalahan remaja dalam menyikapi masa keremajaan mereka dengan ikut tren, pacaran. 

Dari 11 bab yang disuguhkan pak ustad, ada satu bab yang sangat menarik perhatian saya dan sangat tepat dibaca oleh para galau ers Indonesia, " Udah putus, galau, gimana mau move on? ". Semoga bisa saya share di waktu lain.

Buku ditutup dengan ajakan untuk remaja untuk memantaskan diri mempersiapkan menjemput jodoh yang sudah Alloh persiapkan untuk kita. Mempersiapkan diri dengan ilmu agama yang mantap, bukan hanya ilmu dunia yang diperkaya dan bukan hanya harta duniawi yang dipertebal, tetapi bekal ilmu akhirat untuk membina suatu bahtera rumah tangga yang utuh, harmonis dan tentunya langgeng di dalam ridho Alloh SWT. 

Rasa itu anugerah yang diberikan Tuhan dan sudah menjadi fitrah dari kehidupan manusia. Mencintai seseorang, menyayangi seseorang lawan jenis itu tidak dilarang di agama Islam. Justeru diperintahkan bagi kita untuk mengembangkan fitrah itu untuk meneruskan keturunan kita. Alloh suka dengan kita umat manusia yang saling menyayangi. Dari buku diperoleh pesan bahwa pacaran bukan salah satu dari yang diperintahkan Tuhan kepada kita, pacaran itu tidak lebih dari proses pelegalan praktek maksiat. Pacaran tidak lebih dari awal dari sebuah dosa yang beruntut tiada henti. Pacaran bukan penjajagan pernikahan untuk masa depan yang jauh, melainkan pemenuhan nafsu sesaat dari satu atau dua insan yang sedang dimabuk mencintai atau dicintai. So tentukan pilihanmu! Tidak mungkin kan kita memenuhi apa yang diperintahkanNya dengan melanggar laranganNya.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS Al-Rum [30] : 21)

link http://www.mediafire.com/?t6us7j2l52plc6c


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, jakarta, Indonesia
saya bukan tukang parkir. sumpah bang saya bukan tukang parkir, sehingga saya tidak pandai memparkir hati seseorang dan meletakannya di tempat yang benar.

Cari Blog Ini

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Pemali -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -