Posted by : Lukman Khakim Sabtu, 25 Mei 2013

Kemarin sore itu waktunya buat bertatap muka sama dosen english di kelas, di ruang entah berapa saya lupa, yang jelas bukan di gedung 1 lantai dua deket lift, karena saya masih inget banget kalau itu ruangan bu Iin. Udah beberapa kali saya masuk ruangan bu Iin, dan pada saat itu, di depan pintu beliau, untuk urusan apapun ketemu sama beliau, saya gak pernah lupa buat baca doa, semoga semua akan baik-baik saja dan indah pada waktunya. Emang agak sedikit gak nyambung sih doanya, tapi itulah yang saya pikirkan, mungkin terlalu lelah atau terlalu was-was otak saya buat berpikir waktu itu. Oke, ini bukan cerita tentang kharisma bu Iin, bukan juga bercerita tentang pintu ruangan bu Iin, melainkan tentang sesi 3 jumat sore kemarin. Karena salah satu teman saya sudah ngechat dosennya, mr C7, jadi beliau tidak lupa lagi kalau kelas saya ada sesi kuliah sama dia. Sebenernya saya sebagai PJ yang bertanggung jawab dan kharismatik sudah diminta tolong buat smsin bapaknya suruh dateng sesi kuliah, eh si Yesa udah nanya duluan sama mr.c7. Ngomong-ngomong soal PJ yang kharismatik, saking berwibawanya saya menjadi PJ beberapa waktu lalu bapaknya ngga dateng dan nggak mbatalin jadwal di sipadu, saya gak sms beliau sebelumnya tapi sms waktu sesaat sebelum kuliah dan dibalas bapaknya dengan telepon
saya : hallo gimana pak bisa dteng ngga, ini kami udah ada di ruang 32sekian 
 c7   : hallo, saya sudah mbatalin jadwal tadi nelpon sama made tapi ga diangkat angkat 
,saya : oh gitu ya, yaudah makasih pak
tuh kan saking baiknya performa saya sebagai PJ, sampai-sampai dosennya mbatalin jadwal dengan bukan nelpon saya tapi, made.-_-

lupakan masalah keperPJan, kembali ke jumat sore kemarin, 

Bapaknya datang tepat waktu, hanya telat berapa puluh menit saja, itu gak masalah. Hari itu kami diajar tentang statement dalam menyusun sebuah narasi. Kami diajarkan tentan contoh membuat narasi secara scientis, sebagai contoh beliau mencontohkan tentang statement "wanita baik hati", kemudian pada paragraf berikutnya dijelaskan tentang kenapa gadis itu baik hati, blablabla. Waktu itu kami diminta memberi contoh sebuah statement kalimat yang sekiranya bisa dijelaskan rinciannya, sebagai contoh kami diminta untuk menyebutkan siapa tokoh idola kami. Pertanyaan dimulai ditujukkan kepada si pojok, Viky. Viky menjawab presiden SBY sebagai idolanya, alasannya cukup simpel, beliau seorang presiden dan berhasil mengangkat derajat ekonomi Indonesia dengan kebijakan-kebijakannya. Lanjut ke peserta berikutnya si rahmat, dia bingung tentang siapa idolanya, katanya ga ada ide di pikiran. Saya curiga dia juga bingung siapa nama dosennya kali ini. Lanjut ke Restu si galau-galau bahagia, dia menjawab Agnes blablabla, novelist surat kecil untuk Tuhan. Dan lanjut ke peserta berikutnya yaitu, saya. Saya sendiri menjawab B.J Habibie sebagai idola. Nggak neko-neko sih alasan saya, beliau seorang presiden Indonesia yang ketiga menggantikan pak Soeharto yang kolaps dalam poklitik saat itu. Pak Habibie cerdas luar biasa, dan semangatnya juga luar biasa hebat, beliau selalu berusaha meyakinkan bangsa Indonesia bahwa Indonesia itu bangsa besar penuh potensial, hasilnya Indonesia berhasil membuat sebuah pesawat tercanggih pada masanya. N250 bukti nyatanya. Mugkin jika saya ceritakan tentang kelebihan-kelibihan beliau gak akan cukup waktunya, yaa waktu saya terbatas, banyak aktifitas-aktifitas penting menanti, nyuci misalnya. n

Setiap mahasiswa menjawab siapa idolanya dan alasan mengapa orang tersebut jadi idola. ada beberapa mahasiswa yang menarik untuk diceritakan.

Mas Hendrat, satu-satunya mahasiswa yang lebih tua dari dosennya, menjawab Ahmad Dhani sebagai idolanya. Alasan Mas Hen dia suka pola pikir Dhani yang terjang, kontroversi, dan tegas. Sebagai contoh Dhani sigap menyikapi masalah rumah tangganya dengan bercerai dan sekarang konon sudah kawin lagi. Pertanyaan saya gak jauh-jauh, kenapa Mas Hen mengidolakan seorang Dhani dari sudut pandang bahwa dia sudah berhasil cerai dan kawin lagi, bukan dari segi musikalitasnya, hahaha, dasar ABG tuek.

Ayub, mahasiswa yang mirip sama Himawari menjawab Nabi Muhammad sebagai idolanya. Pak Situjuh menyambut bagus jawaban Ayub meskipun beliau bukan seorang muslim. You choose the highest one Ayub, good.

Aditya Nugroho, mahasiwa asal warteg ini menjawab Taufik Hidayat sebagai idolanya, selain karena Adit suka bermain badminton, juga karena katanya Taufik beranggapan bahwa badminton bukan hanya sekedar olahraga, tetapi seni. wow, deep mom deep

Made, mahasiswa bali asal jakarta ini, penggemar kadek, menjawab orang tuanya sebagai idolanya. Notabene mahasiswa disini adalah rantauan, otomatis jauh dari orang tua, spontan kami semua jadi keinget ortu kita masing-masing. Theo lansung mengambil tisu, yaa, dia lagi pilek.

Ada beberapa teman-teman menjawab ibu mereka sebagai idolanya, salah satunya adalah Dyah, mahasiswa Purworejo asal Bandung. Dengan suaranya yang khas dia menceritakan kenapa ibunya diklaim sebagai orang paling diidolakannya di dunia ini, dari mulai ibunya yang tidak pernah lelah merawat dia hingga besar, terus...teruss...udah itu doang yang saya inget, atau mungkin selebihnya saya tidak tau artinya. Suasana berubah menjadi sunyi, terlebih ac dimatikan karena terlamau dingin, sontak tidak ada suara berdesis lagi di atas kepala kita, tersisa suara Dyah menjelaskan dalam bahasa inggris. Suasana berubah jadi haru dengan masing-masing mengingat ibunya sendiri. Saya tidak banyak tau tentang apa yang dikatakannya, tapi paling tidak saya kebawa suasana.

Di antara yang unik dari yang unik untuk diceritakan, ada satu mahasiswa unik dengan jawaban tidak kalah uniknya, asal daerahnya juga unik, unik karena baru ketika di kuliahan saya tahu kalau di Idonesia itu ada nama daerahnya, Banggai kepulauan. (Banggai, bukan bankai). Adalah Fajrianto Manungki, mahasiswa optimistis penuh tanda tanya sebagai the mother of unik. Ketika yang lain menjawab dengan Tere Liye, SBY,  Taufik Hidayat, Nabi Muhammada, Steve Jobs, dll, dia menjawab Fatma Yuliana sebagai idolanya. Bukan apa-apa sih, Fatma emang pantas diidolakan, tapi yaa gimana gitu, yg lain njawab penulis-penulis terkenal, presiden, dia njawab temen sendiri sebagai idolanya, udah gitu yang bersangkutan, Fatma, ada di kelas kami juga. Spontan kelas berubah menjadi ramai, seramai hatiku saat kau pergi meninggalkanku,#halah. Kelas ternganga-nganga mendengar jawaban tak terduga Fajri. Dosen kami menjawab, "You are a man!!". Saya salut juga dengan keberanian Fajri. Luar biasa. 

Setiap jawaban dari mahasiswa menggambarkan diri si penjawab, Adit suka bulu tangkis, dia menjawab Taufik Hidayat. Theo, si pecinta alam menjawab seorang atlit panjat tebing. Dyah, cewek keibuan menjawab ibunya sebagai idolanya. Restu, tukang galau menjawab seorang novelist cerita sedih. Mas Hen, satu-satunya orang yang udah menikah menjawab Ahmad Dhani, sebagai idolanya. Sharse, cewek yang kaya cowok, menjawab Gigs sebagai idolanya. dan jawaban-jawaban lain yang rata-rata mewakili kepribadianya atau sekedar hobi. Kebanyakan orang mengidolakan seseorang karena kebaikan yang telah dilakukan idola tersebut, atau sekedar hobi yang sama dengan sang idola. Entah apa yang ada di pikiran Fajrianto, mungkin karena hobinya yang sama dengan hobi Fatma, belajar. wow

Siapapun idola itu, entah itu orang yang luar biasa yang telah berhasil memberikan pengaruh kepada peradaban manusia, ataukah itu seorang sederhana dengan perjuangan luar biasa dan dedikasinya pada apa yang ia kerjakan, ataukah itu teman sekelas kita sendiri yang sikapnya jelas terlihat sehari-hari, ataukah siapakah itu, semuanya punya kesamaan yang membuat mereka menjadi seorang idola. Kesamaan itu adalah mereka punya kelebihan dibandingkan orang di sekitarnya, punya sesuatu yang mengistimewakannya yang membuat dia menjadi kaum minoritas yang diidolakan banyak orang. Yang perlu digarisbawahi adalah kelebihan atau prestasi mereka adalah bukan sebuah hadiah dari langit yang tiba-tiba menjadikan dia istimewa, kelebihan itu berasal dari dedikasi dan keistiqomahan orang tersebut dalam berjuang memperjuangkan kebaikan, memperjuangkan mimpinya hingga melahirkan sebuah masterpiece, semua itu butuh usaha. Kebanyakan seorang idola tidak dilahirkan sejak kecil menjadi idola, artinya adalah semua orang punya kesempatan untuk mejadi idola, jika tidak diidolakan orang lain, paling tidak diidolakan diri sendiri dengan bangga menjadi orang baik. Pertanyaanya adalah bukan masalah mampu atau tidak seorang untuk menjadi idola, tapi mau atau tidak. Sekali lagi, Hidup adalah pilihan.

Bukan tidak mungkin sebuah keistimewaan datang kepada seseorang, Fatma telah membuktikan bahwa sesuatu itu bisa diperjuangkan, dengan sifat rajinnya, sifat baiknya dengan orang lain, kepinterannya, dia berhasil membuat Fajrianto mengidolakannya. Walaupun kebanyakan dari kami menertawakan jawaban Fajri, tapi saya yakin di hati mereka, mereka setuju dengan Fajri. Dan satu hal yang saya yakin juga, ada rasa iri di dalam hati kami dengan apa yang Fatma lakukan, cukup membuktikan bahwa sebenrbernya kita ada kemauan buat berusaha jadi yang terbaik.

Keep trying to be a winner!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, jakarta, Indonesia
saya bukan tukang parkir. sumpah bang saya bukan tukang parkir, sehingga saya tidak pandai memparkir hati seseorang dan meletakannya di tempat yang benar.

Cari Blog Ini

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Pemali -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -