Posted by : Lukman Khakim Kamis, 18 April 2013


liburan semester 1, maret 2013


suatu saat, ingatlah serangkaian gerbong kereta yang membawa kita pada serangkaian kegiatan melelahkan tapi asyik yg semoga bisa adik adik serap secara sempurna manfaatnya. Sosialisasi dan TONAS USM STIS IKMKK cabang PERMEN. terimakasih kepada teman-teman yg telah berjuang bersama-sama, pada adik adik SMA, pada bapak ibu guru SMA, dan pada pak polisi yang telah menilang kami. terimakasih terutama diucapkan kepada Mas Jupe yang telah mentraktir sate.


(episode 1 kata mutiara)


     Dari dulu saya memang sangat mudah terpengaruh dengan kata-kata bijak seperti peribahasa, pantun, ataupun hanya kalimat-kalimat iklan rokok di TV. Saya selalu penasaran tentang makna apa yang sebenarnya orang tersebut siratkan dalam rangkaian kata-kata indah yang mereka ciptakan. Ketika ada kalimat bijak yang orang tua atau guru TK saya katakan, saya selalu tertarik untuk mengerti arti kalimat tersebut. Bahkan ketika TK saya sudah memikirkan dan berhasil mengerti apa makna tersirat dalam kalimat “hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai” cerdas!haha. Di cover buku-buku LKS anak SD biasanya terdapat kalimat-kalimat motivasi yang selalu menarik untuk dibaca. Dan lihat, di belakang kalimat tersebut selalu tertulis dengan gagahnya nama pembuat kalimat tersebut. Saya terpesona. Ketertarikan saya pada keajaiban kata-kata biasa yang dirangkai sedemikian rupa oleh seseorang dan menghasilkan kalimat-kalimat luar biasa yang bisa memberikan pengaruh positif pada orang yang membacanya, menjadikan saya ketika SD mempunyai cita-cita, suatu saat akan ada kalimat motivasi yang saya ciptakan sendiri tertulis di cover buku LKS anak SD dan tertulis dengan gagahnya nama saya di belakang kalimat.(sungguh cita-cita yang mulia). Namanya juga anak SD, maka definisi kata “bijak” pun sesuai porsi anak SD. Saya masih ingat beginilah kata-kata yang berhasil saya rangkai ketika SD yang memang diadopsi dari kalimat terkenal untuk kalangan anak TK-SD pada zaman itu“ayo belajar! Nanti bisa jadi orang pinter lho. Ayo menabung! Nanti bisa jadi orang kaya lho.” Lihatlah, memang benar-benar bijak sekali kalimat saya tersebut. Dari ketertarikan saya akan hal tersebut, saya jadi terbiasa menghubung-hubungkan hal nyata yang terjadi di sekitar dengan kata-kata bijak atau peribahasa yang sekiranya bisa dikait-kaitkan, seperti ketika dalam perjalanan berangkat ke sekolah dan saya tahu saya sudah telat yaitu ketika TK,SD,SMA,kuliah (iya emang, di setiap jenjang pendidikan saya selalu punya masalah tentang “telat”. Bahkan ketika TK yang jaraknya hanya 2 rumah dari rumah saya), saya selalu terpikirkan kalimat “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Dengan senyum penuh kemenangan saya melanjutkan perjalanan. Atau ketika dengan sialnya dapat sesi 3 di hari Jumat,yang dengan alasan apapun pukul 13.30 saya harus sudah sampai dan duduk manis di ruang kelas tercinta, berangkat jalan kaki dari kontrakan yang jaraknya bisa memuai ketika panas sehingga terasa seperti anyer-panarukan, dan seketika itu jalanan gang Hasbi berubah menjadi gurun gersang yang sangat amat panas, aspal jalanan laksana mencipratkan api-api merah tua, langit terbelah menyisakan matahari yang kian mendekat, atau pengandaian lain yang bisa menggambarkan apa yang sebenarnya saya rasakan, saya langsung teringat kalimat “tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”. Dan cling, semuanya berubah. jangankan hanya ke kampus, ke negeri Cinapun akan saya tempuh jika ada tiket gratis!! Dan sekalilagi dengan senyum kemenangan, saya lanjutkan perjalanan.
Banyak sekali kalimat-kalimat motivasi yang telah berhasil memotivasi saya, dan saya yakin anda-anda sekalian juga memiliki kalimat-kalimat motivasi favorit masing-masing. Seperti saya juga punya kalimat favorit. “Masa muda, masa yang berapi-api. H.Rhoma Irama”. Pesan tersembunyi dari kalimat ini sudah sangat berhasil saya implementasikan ke dalam kehidupan nyata yaitu ketika masuk ruangan perkuliahan pada waktu yang bener-bener “tepat waktu” dangan keadaan ‘ngos-ngosan’, dan lari kecil dari pintu masuk kelas ke finger print untuk absen. Jika ada yang tanya mengapa ‘ngos-ngosan’ dan lari-lari? Maka dengan tegas saya akan menjawab “Masa muda, masa yang berapi-api.”
Hal inilah yang mendasari alasan kenapa kita terkhusus saya harus memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan sosialisasi dan TO kepada adik-adik SMA di kampung halaman. Awalnya saya ragu, tapi setelah konsultasi ke klinik Tong Feng dan menemukan bahwa obatnya adalah kalimat-kalimat bijak, saya langsung teringat pada kalimat “Bagaikan kacang lupa kulitnya” dan “Air susu dibalas dengan air tuba”. Artinya adalah kita sebagai kacang (mahasiswa kacangan) tidak boleh lupa pada kulitnya (SMA almamater kita masing-masing). Dan kita sebagai orang yang telah diberi susu (ajaran mulia) oleh guru-guru kita tidak boleh membalasnya dengan air tuba (saya selalu penasaran apakah tuba disini berasal dari kata tuba valopi?). Jadi yang harus saya lakukan adalah memberikan air susu sosialisasi kita kepada SMA kulit kita sebagai kacang. Memang dua kalimat yang berkolaborasi dengan sempurna. Tetapi jangan gabung kedua kalimat tersebut menjadi “Bagaikan kacang yang membalas kulitnya dengan air tuba” karena mungkin artinya akan berbeda.
Jika kalian perhatikan, kalimat-kalimat bijak terlahir dari orang-orang yang sungguh-sungguh belajar, orang yang sungguh-sungguh berusaha, orang yang sadar dan tahu jalan cerita dari peran yang dijalankanya. Berawal dari hal biasa yang ditekuni dengan sungguh-sungguh, menciptakan pengalaman yang secara tidak sadar melahirkan kalimat simpulan yang luar biasa bijaknya. Jadi tidak perlu menjadi pujangga atau penulis lagu untuk menciptakan kalimat-kalimat bijak yang luar biasa. Cukup jadi what you are dan jalani dengan sungguh-sungguh peran apa yang sedang dijalankan, dan pengalaman akan tercipta dengan membawa kalimat-kalimat bijak milik kita sendiri.
Berbicara tentang menghubung-hubungkan kalimat bijak dengan kehidupan nyata dan kenapa kita harus mempelajari kalimat-kalimat tersebut yang notabene adalah kalimat orang lain, saya banyak belajar bahwa sesungguhnya banyak orang-orang luar biasa yang ada di sekitar kita dengan kalimat-kalimat bijaknya masing-masing dan sebenarnya kita hanya butuh membuka telinga lebih lebar untuk mendengar hal tersebut. Tidak perlu mencari orang luar biasa di cover-cover LKS SD, mereka ada di sekitar kita. So, hargai setiap perkataan orang lain karena bisa jadi itulah kalimat bijak favorit kita dan mempunyai makna tersirat yang luar biasa. Terlebih ditambah fakta bahwa tidak ada seorangpun yang berbicara dengan tujuan untuk tidak didengarkan.
Dengarkan orang lain ketika bicara, dan jangan lupa sarapan pagi.
#Sosialisasi TO Sosialisasi TO Sosialisasi TO Sosialisasi TO Sosialisasi TO Sosialisasi TO#









Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Mengenai Saya

Foto saya
jakarta, jakarta, Indonesia
saya bukan tukang parkir. sumpah bang saya bukan tukang parkir, sehingga saya tidak pandai memparkir hati seseorang dan meletakannya di tempat yang benar.

Cari Blog Ini

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Pemali -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -