Posted by : Lukman Khakim
Minggu, 01 Desember 2013
Bagaimana jika sebenarnya apa yang aku ketahui tentang
kebenaran itu salah?
Bagaimana jika sebenarnya selama mereka bohong kepadaku
tentang kebenaran itu?
Bagaimana jika sebenarnya kebenaran itu memang tak pernah
ada, mereka tidak berbohong, tetapi mereka hanya menjadi korban kebohongan dari
rantai kebohongan yang sedang meneruskan itu kepadaku?
Atau, bagaimana jika kebenaran itu memang ada, tapi aku
terlanjur terlahir di lingkungan yang terlanjur mempercayai kebohongan yang
diturunkan turun-menurun?
Bagaimana jika mereka semua sebenarnya tidak nyata, hanya
bayangan dan kita sendirilah satu-satunya yang nyata, yang sialnya terjebak di
antara ketidaknyataan itu?
Bagaimana jika sebenarnya aku hanya korban dari sebuah
konstitusi besar yang dicekoki dengan cerita provokatif buatan suatu organisasi
tertentu yang mengarah pada pencapaian keinginan mereka pada kekuasaan?
Bagaimana jika sebenarnya aku sendiri yang tidak nyata, yang
terjebak di dunia kenyataan dengan tidak dibekali dengan akal pikiran yang seperti
mereka, siapa yang tau, aku hanya melihat mereka dengan akal pikiranku, mereka
hanya melihatku dengan akal pikiran mereka, siapa yang tau jika dimensi kita
itu berbeda?
Seberapa yakinkah aku, seberapa yakinkah aku
Dan,,, cukup, jika diteruskan, maka tidak akan berhenti pada
sebuah kesimpulan yang menurut otak miskin ini logis, tidak akan cukup
kapasitasnya menampung jawaban pertanyaan yang bahkan mungkin jawabanyya hanya
TUhan yang tahu.
Cukup, mungkin, sekarang aku hanya butuh percaya dengan
mereka, yang lebih tau daripada aku, persetan dengan konspirasi yang bahkan tak
aku mengerti dimana sumbernya.
Cukup, aku hanya butuh yakin, bahwa tidak harus yakin untuk
merasa yakin akan sesuatu.
Cukup, aku hanya butuh yakin, bahwa Tuhan masih akan tetap
ada.
Aku yakin, aku tak akan mengerti semuanya. Cukup jadi yang
sekarang, dan mengalir seperti air, biarkan konspirasi jahat membibingku, yang
sebenarnya itu hal yang baik. Hanya saja belum cukup kemampuanku untuk
melihatnya.
Jahat bisa berarti baik, baik bisa berarti sebaliknya.
Siapa yang tahu.
Mengenai Saya
- Lukman Khakim
- jakarta, jakarta, Indonesia
- saya bukan tukang parkir. sumpah bang saya bukan tukang parkir, sehingga saya tidak pandai memparkir hati seseorang dan meletakannya di tempat yang benar.